This Way

Pages

Sunday 15 November 2015

Pendakian Menggapai Atap Sumatera




Gunung Kerinci dengan ketinggian 3805 mdpl, merupakan puncak gunung tertinggi di pulau Sumatera juga merupakan puncak ‘Gunung berapi tertinggi di Indonesia’  berada di wilayah Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Suatu anugerah yang luar biasa, saya dan kawan-kawan diberikan kesempatan untuk dapat menggapai Atap Sumatera.

Perjalanan ini saya lakukan pada saat saya lagi menjalani program Magang/proses perkoas-an di RSUD AA Pekanbaru. Perencanaan perjalanan ini pun diadakan secara mendadak (H-1 minggu sebelum keberangkatan). Tiba-tiba saya dapat ajakan dari senior saya yang sudah dokter untuk melakukan pendakian. langsung terhenyak dipikiran saya, kalau kesempatan bukan kita yang menciptakan, kapan lagi kita bisa melaksanakan, tanpa terasa saya langsung menyetujui ajakan senior saya. Semua persiapan dilakukan dalam 1 minggu beserta persiapan fisik dan pencarian anggota keberangkatan. Akhirnya terkumpul 4 orang (Saya bersama 2 senior saya yang sudah dokter, dan kawannya) untuk melakukan peendakian ke Puncak Sumatera ini. (Memang kalau kita sudah berniat dan bertekad, tidak ada yang mustahil kita kerjakan) Perjalanan dari pekanbaru ke Jambi kita tempuh dengan motor dan menghabiskan waktu sebanyak 22 jam (bisa kebayang ya selama 22 jam perjalanan motor dengan carrier yang gede). Memang lebih asyik perjalanan ditempuh dengan kendaraan dua kebanding dengan mobil dan tertutup (kita bisa menikmati segarnya udara selama perjalanan dan pemandangan yang sangat indah). Selama perjalanan, kita sempatkan untuk singgah di beberapa lokasi wisata.


Sesampainya di Kayu Aro, kita langsung menuju ke rumah kawan saya (Kawan saya (Ferdi) waktu pendakian ke Gn. Tujuh). Pada saat itu juga kita menyusun jadwal perjalanan dari awal pendakian sampai balik ke kaki gunung. Sekalian menyiapkan logistik untuk pendakian besoknya. Keesokkan harinya, kita berangkat dari rumah Ferdi menuju kaki Gn.Kerinci untuk melakukan pendakian. Memangg Luarbiasaaa,, Gn.Kerinci mulai menampakkan Keanggunannya dari kejauhan..!!




Basecamp - Pos I (30 menit)
Perjalanan dari basecamp ke Pos I masih terbilang cukup landai, hutan tertutup dengan kondisi jalan yang becek dan licin, oh ternyata kemarin baru turun hujan.
Pos I - Pos II (30 menit)
Masih dengan kondisi jalan yang sama, namun tanjakan yang di temukan sudah semakin banyak.


Pos II - Pos III (40 menit)

Jarak tempuh dari basecamp sampai pos III kami tempuh dengan waktu total 1,5 jam. Kira kira kalau di break-down waktunya seperti diatas. Pos III adalah satu satunya Pos yang memiliki sebuah gazebo, ke dua pos sebelumnya hanya ditandai berupa tiang dan papan nama.


Pos III - Shelter I (50 menit)
Trek jalan sudah menukik tajam, bukan hanya tanjakan namun juga pendaki harus bisa memilih pijakan. Pada saat perjalanan dari pos III ke shelter 1, cuaca hujan , kami kemudian memutuskan untuk makan siang di Pos III. Setelah makan siang, cuaca masih hujan, bebekal jas hujan, kami malanjutkan perjalanan menuju shelter 1. Pada pukul 3, kami sampai di shelter 1 dan cuaca mulai bersahabat. Kegiatan di mulai dengan persiapan doom dan persiapan makan malam.  




Shelter I - Shelter II (3 jam)
Perjalanan terberat selama pendakian Kerinci. Tiga jam yang menguras emosi, trek pendakian semakin tertutup dengan kemiringan 60 derajat. Selama trek pendakian ini akan ditemukan 2 trek yang berbentuk seperti goa dimana kita harus jalan setengah membungkuk. Bagian paling menguji kesabaran dimana pendaki bukan hanya sekedar membawa badan mengikutin jalur, namun juga harus berfikir untuk memilih jalan.Kami kemudian memutuskan beristirahat  dan makan siang di Shelter II.



Shelter II - Shelter III (70 menit)
Pada saat perjalanan dari shelter 2 ke shleter III, kami kemudian diguyur kembali dengan derasnya hujan. Hal itu tidak membuat semangat kami pudar dan kami terus semangat melanjutkan perjalanan. Setelah 40 menit berjalan dari shelter II akhirnya kami menemukan lahan untuk mendirikan tenda. Trek pendakian sudah mulai terbuka dari shelter II. Dari tenda menuju ke shelter III hanya dibutuhkan waktiu30 menit lagi. Setibanya kami di Shelter III, Hujan pun mulai reda. kami pun bergegas untuk menyiapkan tempat peristirahatan kami dan bekal makan malam kami serta yang tidak terlupakan adalah hangatnya api unggun yang menerpa dinginnya udara. Pada saat sorenya, kami disuguhi sama pemandangan yang sangat luar biasa yaitu sunset dari shelter III. (Pemandangan yang rasanya membuat hilangnya capek selama perjalanan). 







Shelter III - Tugu Yuda (60 menit)
Memulai summit attack pada pukul 03.30, dingin yang menusuk tulang tidak lagi terasa ketika kami sudah berjalan 30 menit lamanya. Summit attack dengan kemiringan trek jalan 60 derajat dengan tekstur yang berpasir. Tugu Yuda adalah check point terakhir sebelum mencapai puncak. Dinamakan Tugu Yuda, karena ini adalah tempat tepat dimana dahulu ada pendaki yang hilang dan bernama Yuda.


Tugu Yuda - Puncak (90 menit)
Trek tekstur menjadi lebih berpasir, bagaimana tidak, inilah gunung berapi tertinggi di Indonesia.

Dan akhirnya sampailah kami di Puncak Kerinci 3805 mdpl, sebuah pemandangan yang di luar nalar untuk dinikmati. Sebuah susunan bongkahan batu diatas lautan awan. Tampak pemandangan Danau Gunung Tujuh yang merupakan Danau Tertinggi di Asia. Pijakan puncak gunung yang langsung berbatasan dengan kawah nya yang masih aktif. Hembusan angin yang semakin kencang menerpa. Matahari kian memunculkan sinarnya, sinar hangatnya bagai mendukung kami untuk lebih lama berada di puncak menikmati alam yang tersaji.







Setelah waktu menunjukkan pukul 09.00 Wib, kami pun bergegas turun ke shelter 3, karena di atas pukul 09.00, jarak pandang perjalanan kita mulai terbatas karena asap kawah yang mulai mengepul. Perjalanan kami teruskan sampai ke kaki gunung sekitar pukul 15.00 Wib, kemudian kami menuju rumah Ferdi untuk bersih-bersih dan siap-siap untuk menikmati malam di Kayu Aro, Keesokann harinya kami melanjutkan perjalanan kami ke Gunung Tujuh, Setelah itu dilanjutkan perjalanan ke pekanbaru. Suatu perjalanan yang sulit dilakukan, semoga saya masih diberikan kesehatan kesempatan untuk menikmati keanggunanmu. Yah.. Suatu saat bersama keluarga kedua saya TBM FK UR akan kembali mengunjungimu. Amin.. (TBM 11 02 CV)



Friday 13 November 2015

Perjalanan Calon Anggota TBM FK UR Angkatan ke VIII



Pada tahun 2015 ini TBM FK UR telah memasuki tahun kedelapan sejak didirikan pada 11 November 2007, pada usia yang mulai beranjak tua ini, tentunya kita sama sama berharap akan kemajuan TBM FK UR ke depannya.

Demi regenerasi dan kemajuan TBM FK UR, telah tiba waktunya bagi TBM FK UR untuk kembali melakukan Open Recruitment calon anggota TBM FK UR angkatan ke VIII (delapan).

Setelah menempuh beberapa seleksi penerimaan yang dimulai dengan seleksi administratif Seminar & Workshop Kegawatdaruratan Medis, seleksi Tes Psikologi bekerja sama dengan Tim Psikologi UIN Suska, dan seleksi Tes Fisik dan Wawancara.

Berikutnya akan dilaksanakan seleksi Medical Emergency dan Disaster Response Training (Medistra) tahap Pra-Lapangan.
Nomor-nomor calon anggota yang berhasil lulus ke tahap Medistra Pra Lapangan :

T201 - T202 - T203 - T204 - T205 

T206 - T207 - T208 - T209

Selamat kepada para calon anggota yang berhasil lulus...Jangan berpuas diri terlebih dahulu, perjalanan kalian baru akan dimulai.
Perlihatkanlah kesungguhan dan kekompakan kalian!
Kami tunggu kehadiran kalian di keluarga besar TBM FK UR!

TBM FK UR ...JAYA ! JAYA ! JAYA !!!

Note : Tidak ada sesuatu yang "tidak sanggup" untuk dijalani, semua tergantung kepada "mau atau tidak mau" untuk melakukannya
            Jangan sampai terucap “tidak sanggup” sebelum mencoba